Rabu, 29 November 2017

Rumus konstanta gabungan pegas susunan seri-paralel

Dua pegas atau lebih dapat disusun secara seri, paralel atau gabungan. Setiap susunan mempunyai rumus konstanta gabungan masing-masing. Berikut akan diuraikan rumus untuk menghitung konstanta gabungan pegas yang disusun seri, paralel dan gabungan.

Jika dua atau lebih pegas disusun seri, maka rumus konstanta gabungan seperti di bawah ini.

Rumus konstanta gabungan pegas susunan seri

Keterangan:
Ks = konstanta gabungan pegas susunan seri (N/m)
k1, k2, k3 = konstanta pegas 1, 2, dan 3 (N/m)
kn = konstanta pegas ke n

Selain menggunakan rumus diatas, konstanta gabungan pegas susunan seri seperti dibawah ini.

Rumus lain konstanta gabungan susunan seri pegas

Jika pegas yang disusun seri identik maka rumus konstanta gabungan dibawah ini.

Rumus konstanta gabungan susunan seri pegas identik

Dengan n = banyak pegas.

Jika 2 atau lebih pegas disusun secara paralel, maka rumus konstanta gabungan pegas sebagai berikut:

kp = k1 + k2 + k3 + ...+ kn

Jika pegas yang disusun paralel identik maka rumus konstanta gabungan menjadi:

kp = n x k

Minggu, 26 November 2017

Rumus gaya pegas dan energi potensial pegas

Gaya pegas menyebabkan pegas kembali ke bentuk awal setelah gaya yang diberikan pada pegas itu ditiadakan. Arah gaya pegas selalu berlawanan dengan arah gaya yang diberikan. Gaya pegas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

F = k . Δx

Keterangan:
F = gaya pegas (N)
k = konstanta pegas (N/m)
Δx = pertambahan panjang pegas (m)

Jadi berdasarkan rumus tersebut, jika yang dihitung konstanta pegas (k) maka rumusnya:

k = F / Δx

Jika yang dicari pertambahan panjang (Δx) maka persamaannya:

Δx = F/k

Energi potensial pegas dapat diartikan sebagai energi yang tersimpan dalam pegas. Pegas akan memiliki energi potensial jika pada pegas bekerja sebuah gaya. Energi potensial pegas dapat dihitung dengan rumus:

Ep = 1/2. F . Δx

atau,

Ep = 1/2 . k . Δx2

Jadi. berdasarkan rumus tersebut, jika yang dicari gaya (F) maka persamaannya:

Gaya pegas

Jika yang ditanya konstanta pegas maka rumusnya:

Konstanta pegas

Jumat, 24 November 2017

Rumus tegangan, regangan dan modulus Young

Tegangan dapat diartikan sebagai perbandingan antara gaya F yang dialami benda dengan luas penampang A. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

Rumus tegangan

Keterangan:
F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)

Jadi jika yang dicari gaya F maka rumusnya:

F = Tegangan . A

Regangan dapat diartikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang (ΔL) dengan panjang awal L0. Jika dirumuskan sebagai berikut:

Rumus regangan

Keterangan:
ΔL = pertambahan panjang (m)
L0 = panjang awal (m)

Perbandingan antara tegangan dengan regangan disebut Modulus Young. Modulus Young dirumuskan sebagai berikut:

Rumus Modulus Young

Jadi berdasarkan rumus tersebut, jika yang dicari gaya F maka rumusnya:

Rumus gaya jika Modulus Young diketahui

Sedangkan untuk menghitung Luas Penampang menggunakan rumus:

Rumus luas penampang jika Modulus Young diketahui

Rabu, 22 November 2017

Rumus percepatan dan gaya normal gerak dalam lift

Lift dapat dikatakan sebagai alat transportasi vertikal yang berguna untuk mengangkut orang atau barang. Lift biasanya berada di gedung-gedung bertingkat cukup banyak. Gedung yang lebih rendah umumnya hanya menggunakan tangga atas eskalator.

Jika lift bergerak ke atas dengan percepatan a maka berlaku persamaan sebagai berikut:

N - w = m . a

Keterangan:
N = gaya normal (N)
w = berat (N)
m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)

Berdasarkan persamaan tersebut, jika yang dicari gaya normal maka rumusnya:

N = m . a + w

Jika yang dicari percepatan (a) maka rumusnya:

Rumus percepatan lift yang bergerak ke atas

Jika lift bergerak ke bawah dengan perceptan a maka berlaku persamaan sebagai berikut:

w - N = m . a

Jadi jika yang dicari gayan normal N maka rumusnya:

N = w - m . a

Sedangkan jika yang dicari percepatan maka persamaannya sebagai berikut:

Rumus percepatan lift yang bergerak ke bawah

Jika lift dalam keadaan diam maka berlaku persamaan:

N = w

Minggu, 19 November 2017

Rumus percepatan dan tegangan tali benda yang dihubungkan katrol

Salah satu penerapan hukum Newton adalah dua benda yang dihubungkan dengan katrol. Dua benda yang dihubungkan dengan katrol umumnya terdiri dari 2 macam, pertama benda pertama diletakkan pada tempat datar misalkan meja dan benda satunya lagi menggantung. Jenis kedua adalah dua benda sama-sama menggantung.

Dua benda yang dihubungkan dengan katrol

Untuk benda yang dihubungkan katrol seperti gambar diatas, berlaku rumus percepatan sebagai berikut:

Rumus percepatan benda yang dihubungkan katrol salah satunya menggantung

Keterangan:
a = percepatan (m/s2)
mB = massa benda B atau massa benda yang menggantung (kg)
mA = massa benda A (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Sedangkan untuk menghitung tegangan tali berlaku rumus:

T = mB a - mB . g

T = Tegangan tali (N).

Dua benda menggantung yang dihubungkan dengan katrol

Untuk dua benda menggantung yang dihubungkan dengan katrol seperti gambar diatas, berlaku rumus percepatan sebagai berikut:

Rumus percepatan dua benda menggantung yang dihubungkan katrol

mB adalah massa benda yang lebih besar dari massa benda A.

Sedangkan untuk menentukan tegangan tali, berlaku rumus:

T = mB . g - mB . a

atau

T = mA . g + mA . a

Untuk melihat penerapan rumus kedalam pemecahan soal klik Pembahasan soal gerak dengan katrol

Sabtu, 18 November 2017

Rumus gerak jatuh bebas dan waktu mencapai tanah

Gerak jatuh bebas dapat diartikan sebagai gerak yang lintasan lurus kebawah dengan kecepatan awal nol. Jadi gerak jatuh bebas mempunyai ciri sebagai berikut:
  1. Kecepatan awal nol.
  2. Gerak dipercepat sebesar percepatan gravitasi bumi.
Untuk menghitung kecepatan benda yang bergerak jatuh bebas menggunakan rumus:

v = g . t

atau

Rumus kecepatan gerak jatuh bebas

Keterangan:
v = kecepatan (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
t = waktu (s)
h = ketinggian (m).

Sedangkan untuk menghitung ketinggian benda yang bergerak jatuh bebas menggunakan rumus:

h = 1/2 . g . t2

Berdasarkan rumus tersebut, jika yang dicari adalah waktu untuk mencapai mencapai tanah, maka rumusnya sebagai berikut.

Rumus waktu mencapai tanah gerak jatuh bebas 

Untuk melihat penerapan rumus dalam pemecahan soal klik Contoh soal gerak jatuh bebas dan pembahasan

Jumat, 17 November 2017

Rumus gerak vertikal ke atas dan ketinggian maksimum

Gerak vertikal ke atas dapat diartikan sebagai gerak yang lintasannya lurus ke atas. Gerak vertikal ke atas mempunyai ciri sebagai berikut:
  1. Gerak merupakan GLBB diperlambat.
  2. Besar perlambatan sebesar percepatan gravitasi bumi.
  3. Pada ketinggian maksimum, kecepatan benda nol.
Untuk menghitung kecepatan gerak vertikal ke atas menggunakan rumus dibawah ini:

v = v0 - g . t
v2 = v02 - 2 . g . h

Keterangan
v = kecepatan (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (10 m/s2)
t = waktu (s).
h = ketinggian (m)

Untuk menghitung ketinggian benda yang bergerak vertikal ke atas menggunakan rumus:

h = v0 . t - 1/2 . g . t2

Salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam gerak vertikal ke atas adalah waktu untuk mencapai ketinggian maksimum. Rumus waktu mencapai ketinggian maksimum sebagai berikut:

Rumus waktu mencapai ketinggian maksimum gerak vertikal

Sedangkan untuk menghitung ketinggian maksimum menggunakan rumus dibawah ini.

Rumus ketinggian maksimum gerak vertikal 

Untuk melihat penerapan rumus ke dalam pemecahan soal klik Pembahasan soal gerak vertikal ke atas

Selasa, 14 November 2017

Rumus gaya berat dan gaya normal dalam fisika

Gaya berat dapat diartikan sebagai gaya gravitasi bumi sedangkan gaya normal adalah gaya yang terjadi ketika dua permukaan benda bersentuhan. Gaya berat mempunyai arah ke bawah menuju pusat bumi. Arah gaya normal adalah tegak lurus terhadap dua permukaan yang bersentuhan.

Gaya berat mempunyai rumus sebagai berikut:

w = m . g

Keterangan:
w = gaya berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Berdasarkan rumus tersebut, jika yang dicari massa benda, maka rumusnya:
m = w / g

Berbeda dengan gaya berat, rumus gaya normal tergantung pada letak benda. Jika benda diletakkan pada bidang datar maka rumus gaya normal sebagai berikut:

N = w = m . g

Dengan N menyatakan gaya normal yang satuannya Newton. 

Sedangkan jika benda diletakkan pada bidang miring,
Benda yang diletakkan pada bidang miring
maka rumus gaya normal yang berlaku seperti dibawah ini.

N = w cos θ = m . g cos θ

Dengan θ = sudut kemiringan. 

Jadi berdasarkan rumus tersebut, jika yang di cari gaya berat (w) maka rumusnya sebagai berikut:

w = N / cos θ 

Untuk untuk mempelajari penerapan rumus ke dalam pemecahan soal klik Contoh soal dan pembahasan gaya normal

Senin, 13 November 2017

Rumus kecepatan dan jarak pada GLBB

GLBB atau gerak lurus berubah beraturan dapat diartikan sebagai gerak pada lintasan lurus dengan percepatan tetap. Percepatan tetap menyatakan perubahan kecepatan sama dalam selang waktu yang sama. Jadi misalnya sebuah mobil bergerak dengan percepatan tetap 10 m/s2. Ini menunjukkan kecepatan mobil berubah sebesar 10 m/s tiap detiknya.

Pada GLBB berlaku rumus kecepatan sebagai berikut:

v = v0 + a . t

Keterangan:
v = kecepatan (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu.
Tanda (a) positif jika GLBB dipercepat dan negatif jika GLBB diperlambat.

Berdasarkan rumus diatas, jika yang dicari percepatan (a) maka rumusnya:

Rumus percepatan pada GLBB

Jika yang dicari waktu (t) maka rumusnya sebagai berikut:

Rumus waktu pada GLBB

Selain menggunakan rumus pertama, untuk menentukan kecepatan pada GLBB dapat menggunakan rumus dibawah ini:

v2 = v02 + 2. a . s

Dengan s menyatakan jarak yang ditempuh benda yang bergerak GLBB.

Untuk menghitung jarak GLBB, maka rumus yang digunakan seperti dibawah ini:

s = v0 + 1/2 . a . t2

Untuk mempelajari penerapan rumus GLBB ke dalam pemecahan soal klik link Pembahasan soal GLBB

Rumus yang berlaku pada gerak lurus beraturan (GLB)

Gerak lurus beraturan dapat diartikan sebagai gerak pada lintasan lurus dengan kecepatan konstan. Kecepatan konstan berarti dalam selang waktu yang sama jarak yang ditempuh sama.

Misalkan sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 10 m/s. Maka mobil tersebut menempuh jarak 10 meter dalam satu sekon. Jadi jika mobil itu bergerak selama 10 s maka jarak yang ditempuh 100 m.

Pada Gerak Lurus Beraturan berlaku rumus sebagai berikut:

Rumus kecepatan pada GLB

Keterangan:
v = kecepatan (m/s)
s = jarak (m)
t = waktu

Berdasarkan rumus tersebut, jika yang dicari adalah waktu (t) maka rumusnya:

Rumus waktu pada glb

Sedangkan jika yang dicari jarak (s) maka rumusnya adalah:

s = v x t

Minggu, 12 November 2017

Rumus gaya sentripetal pada gerak melingkar GMB

Gaya sentripetal dapat diartikan sebagai gaya yang bekerja pada benda yang bergerak melingkar beraturan dengan arah menuju pusat lingkaran. Jika digambarkan sebagai berikut:

Arah gaya sentripetal

Fs menyatakan gaya sentripetal. Gaya sentripetal dapat dihitung menggunakan rumus dibawah ini.

Rumus gaya sentripetal

Keterangan:
Fs = gaya sentripetal (N)
m = massa benda (kg)
as = percepatan sentripetal (m/s2)
v = kecepatan linear (m/s)
R = jari-jari lingkaran (m)

Berdasarkan rumus tersebut, jika yang dicari adalah massa (m) maka rumusnya sebagai berikut:

Rumus massa jika gaya sentripetal diketahui

Jika yang dicari jari-jari (R) maka rumusnya:

Rumus jari-jari jika gaya sentripetal diketahui

Sedangkan jika yang dicari kecepatan linear (v) maka rumusnya:

Rumus kecepatan linear jika percepatan sentripetal diketahui

Selain menggunakan rumus yang pertama, gaya sentripetal dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:

Rumus lain gaya sentripetal

Dengan ω menyatakan kecepatan sudut.
Penerapan rumus pada penyelesaian soal klik link  Pembahasan soal percepatan dan gaya sentripetal

Sabtu, 11 November 2017

Rumus percepatan sentripetal gerak melingkar beraturan GMB

Percepatan sentripetal adalah percepatan pada benda yang bergerak melingkar dengan arah menuju pusat lingkaran. Percepaatan sentripetal disebabkan oleh perubahan arah kecepatan linear. Secara umum percepatan sentripetal dirumuskan dengan:

Rumus percepatan sentripetal

Keterangan:
as = percepatan sentripetal (m/s2)
v = kecepatan linear (m/s)
R = jari-jari lintasan (m)

Berdasarkan rumus tersebut, jika yang dicari jari-jari (R) maka rumusnya:

Rumus jari-jari jika percepatan sentripetal diketahui

Jika yang dicari kecepatan linear maka rumusnya sebagai berikut:

Rumus kecepatan linear jika percepatan sentripetal diketahui

Selain menggunakan rumus pertama, percepatan sentripetal dapat dihitung menggunakan rumus dibawah ini:

Rumus percepatan sentripetal jika kecepatan sudut diketahui
Dengan ω menyatakan kecepatan sudut.
Untuk mempelajari penerapan rumus kedalam penyelesaian soal klik: Pembahasan soal percepatan dan gaya sentripetal

Rumus kecepatan sudut pada gerak melingkar GMB

Kecepatan sudut merupakan salah satu besaran yang terdapat pada gerak melingkar beraturan atau GMB. Kecepatan sudut dapat dinyatakan sebagai frekuensi sudut suatu benda dan sumbu putarnya. Kecepatan sudut mempunyai satuan radian per sekon atau biasa disingkat dengan rad/s. Nama lain kecepatan sudut adalah kecepatan anguler.

Rumus kecepatan sudut sebagai berikut:

Rumus kecepatan sudut

Keterangan:
ω = kecepatan sudut (rad/s)
T = periode (s)
f = frekuensi putaran (H).

Berdasarkan rumus diatas, jika kita ingin menghitung periode (T) maka rumusnya:

Rumus periode jika kecepatan sudut diketahui

Jika yang dicari frekuensi maka persamaannya sebagai berikut:

Rumus frekuensi jika kecepatan sudut diketahui

Selain menggunakan rumus diatas, kecepatan sudut dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini:

Rumus kecepatan sudut jika laju linear diketahui

Rumus diatas digunakan jika kecepatan linear diketahui.

Jumat, 10 November 2017

Rumus kecepatan linear gerak melingkar beraturan (GMB)

Kecepatan linear gerak melingkar beraturan adalah kecepatan yang arahnya menyinggung lingkaran. Jika digambarkan sebagai berikut.

Arah kecepatan linear
Arah kecepatan linear tidak sama untuk tiap posisi. Perubahan arah kecepatan linear menyebabkan adanya percepatan yang disebut percepatan sentripetal.

Rumus untuk menentukan kecepatan linear gerak melingkar beraturan sebagai berikut:

Rumus kecepatan linear

Keterangan:
v = kecepatan linear (m/s)
T = periode (s)
R = jari-jari lintasan (m)
f = frekuensi (Hz)

Selain menggunakan rumus tersebut, kecepatan linear dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

Rumus kecepatan linear jika kecepatan sudut diketahui 

Dengan ω menyatakan kecepatan sudut.

Berdasarkan rumus diatas, jika ingin menghitung kecepatan sudut, maka berlaku persamaan:

Rumus kecepatan sudut

Jika yang dicari R maka persamaannya menjadi:

Rumus menghitung jari-jari gerak melingkar beraturan 

Untuk melihat penerapan rumus ke contoh soal, lihat disini Pembahasan soal kecepatan linear gerak melingkar

Selasa, 07 November 2017

Contoh penyelesaian soal UN SMP tentang hukum Kirchhoff 1

Nomor 1 (UN 2015)
Perhatikan gambar berikut!
Arus listrik pada percabangan

Jika pada rangkaian listrik besar kuat arus I1 = 4 A, I2 = 3 A, I4 = 7 A, I5 = 4 A, besar kuat arus listrik pada I3 adalah...
A. 3 A
B. 4 A
C. 7 A
D. 10 A

Penyelesaian
Diketahui
Arus masuk : I1 dan I3
Arus keluar = I2, I4, I5
Ditanya: I3
Berdasarkan hukum Kirchhoff 1: Arus masuk = arus keluar.
I1 + I3 = I2 + I4 + I5
4 A + I3 = 3 A + 7 A + 4 A
4 A + I3 = 14 A
I3 = 14 A - 4 A = 10 A
Jawaban: D

Nomor 2 (UN 2014)
Perhatikan gambar titik percabangan arus listrik berikut.

Arus listrik pada titik percabangan

Kuat arus I pada rangkaian adalah...
A. 8 A
B. 6 A
C. 4 A
D. 2 A

Penyelesaian
Diketahui:
Arus masuk = 4 A dan 8 A
Arus keluar = 2 A, 6 A dan I
Ditanya: I
Jawab:
Arus masuk = arus keluar
4 A + 8 A = 2 A + 6 A + I
12 A = 8 A + I
I = 12 A - 8 A = 4 A
Jawaban: C